
Siapa Bilang Ilmu Sosial Tidak Menarik?
Oleh Erwin Santosa
Mengajar ilmu sosial di sekolah dasar memiliki banyak sekali tantangan. Salah satunya adalah mata pelajaran ini tidak banyak digemari oleh siswa.
Banyak siswa beranggapan ilmu sosial adalah ilmu mengingat, ilmu yang tidak terlalu penting dan ilmu yang tidak terlalu berguna seperti halnya matematika, bahasa Inggris ataupun sains.
Pola pikir seperti itu sebetulnya sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu. Yang saya heran mengapa image negatif ini bisa berlangsung turun temurun; sejak saya masih menjadi murid SD hingga kini saat saya menjadi guru.

Sebagai guru ilmu sosial tentunya saya tidak mau membiarkan anggapan negatif itu berumur panjang, setidaknya di FIS. Saya ingin anak-anak menyukai pelajaran ilmu sosial dan antusias dalam mempelajarinya.
Sepanjang pengalaman saya mengajar IPS PKn di FIS, anggapan tersebut sedikit demi sedikit terkikis. Saya boleh berbangga hati karena murid-murid saya menyukai pelajaran ilmu sosial yang saya ampu. Hal ini bisa dilihat dari hasil topik tes yang bagus, hasil kegiatan kelompok yang kreatif dan kritis, serta hasil kegiatan individual yang mengagumkan. Fokus saya bukan menghafalkan materi, tetapi memahami materi.
Membuat anak-anak paham itu itu mudah, sebab guru perlu menyiapkan strategi mengajar yang tepat, pemilihan materi yang benar, pendekatan kepada murid yang pas, dan eksekusi yang kreatif. Kuncinya memang pada guru. Apabila guru menyampaikan materi ilmu sosial tanpa disertai creative critical thinking, membosankan, bersifat satu arah. dan hanya memberikan ringkasan catatan, sudah pasti siswa tidak menyukainya dan mengucapkan good bye social study.

Belajar ilmu sosial dapat menjadi belajar yang menyenangkan apabila siswa diberikan aktivitas belajar yang memikat. Belajar imu sosial tidak selalu harus membuat rangkuman, mengerjakan latihan dan mendengarkan penjelasan dari guru. Hal tersebut tentu saja membuat siswa menjadi bosan dan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif. Belajar ilmu sosial dapat dilakukan dengan penelitian, problem solving, membuat laporan, melakukan role play, melakukan presentasi, permainan, diskusi, debat, membuat diorama, bahkan membuat vlog. Anak-anak selalu antusias dan senang belajar ketika mereka diberi aktivitas yang menyenangkan.
Pemilihan materi dalam mengajarkan ilmu sosial juga harus diperhatikan. Dalam ilmu sosial, siswa dapat belajar untuk melihat sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yaitu dari sisi ekonomi, geografi, sejarah, hukum, pola hubungan manusia, politik, maupun nilai moral. Oleh karena itu, siswa akan terlatih untuk berpikir kritis dan kreatif. Mereka dapat belajar untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang. Perlu diketahui bahwa ilmu sosial selalu bersifat dinamis dan berkembang seiring perkembangan jaman dan teknologi.
Pendekatan dengan siswa menjadi salah satu kunci keberhasilan pembelajaran ilmu sosial. Tidak dipungkiri, karakter guru menjadi salah satu ketertarikan siswa untuk senang dalam belajar. Saya adalah guru yang senang menari dan membuat komedi. Tak jarang saya selalu mengajak siswa untuk menari dan bernyanyi bersama sebelum memulai pelajaran. Hal tersebut bertujuan agar siswa memiliki hati yang gembira sehingga mereka senang untuk belajar. Mereka juga menjadi lebih siap untuk belajar, aktif dalam diskusi, dan mampu menyerap materi pembelajaran dengan lebih baik.
Penting bagi seorang guru ilmu sosial untuk memiliki rasa lapar dalam belajar. Kemampuan hari ini bisa saja tidak lagi berlaku di masa depan. Oleh karena itu terus mengembangkan potensi diri menjadi sebuah kunci untuk mendapatkan hasil yang baik. Seorang guru dituntut untuk menemukan strategi baru dalam mengajar, mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, dan mampu untuk menghadapai masalah dengan lebih baik.
“Teachers who love teaching, teach children to love learning”
ROBERT JOHN MEEHAN
Dari paparan tersebut di atas bisa disimpulkan bahwa menanamkan ilmu sosial yang baik dan menyenangkan dimulai dari hal yang sangat sederhana, yaitu membuat siswa senang untuk belajar. Kelihatannya sederhana, namun memerlukan sebuah kerja keras yang nyata dari seorang guru. Pepatah mengatakan: “hasil tidak akan mengkhianati sebuah usaha.” Dengan usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh guru, niscaya siswa dapat menggali dan menemukan potensi besar yang tersimpan dalam diri mereka. Sebagai bonus, kelas ilmu sosial akan menjadi kelas yang sangat menyenangkan.